Osteoporosis adalah penyakit yang ditandai dengan berkurangnya massa tulang dan kerusakan jaringan tulang yang menyebabkan kerapuhan pada tulang dan risiko patah tulang. Pria seringkali menganggap bahwa osteoporosis adalah penyakit kaum wanita sehingga para pria acuh terhadap penyakit ini.
Memang pada umumnya osteoporosis menjangkit wanita yang ada di masa pasca menopause. Namun, Statistik menunjukkkan bahwa sekitar 13% pria berusia 40-50 tahun ke atas berisiko menderita patah/retak tulang akibat dari osteoporosis. Osteoporosis pada pria justru sangat bermaslaah karena hampir dari semua pria hidup aktif dan energik. Memang benar bahwa timbulnya penyakit osteoporosis pada pria jauh lebih sedikit dibanding pada wanita, tapi pria juga mengalami penurunan kepadatan massa tulang seiring bertambahnya usia seperti halnya wanita.
Walaupun struktur tulang pada pria lebih besar dibanding wanita, hal ini bukanlah jaminan bahwa osteoporosis tidak menyerang pria. Struktur tulang yang lebih besar pada pria hanya berdampak pada lambatnya proses pengeroposan tulang. Pada dasarnya, Osteoporosis menjadi masalah kesehatan masyarakat pada usia tua secara umum, baik bagi pria maupun wanita.
Banyak pria meninggal setelah mengalami patah pada tulang pinggul. Suatu penelitian telah dilakukan dan hasilnya menunjukkan bahwa sepertiga dari patah tulang pinggul terjadi pada pria. Dan lebih banyak pria dibanding wanita yang meninggal dunia setelah mengalami patah tulang tersebut. Osteoporosis disebut silent killer karena berlangsung tanpa gejala sampai patah tulang terjadi.
Risiko Osteoporosis pada pria dapat disebabkan hal-hal berikut:
- Hormon Testosteron
Hormon testosterone pria terus berkurang seiring bertambahnya usia. Testosteron penting bagi kesehatan tulang pada pria seperti halnya hormon esterogen pada wanita. Hormon ini sangat berpengaruh pada kemampuan tubuh untuk menyerap dan memproses kalsium. - Gaya hidupGaya hidup saat usia muda menentukan tingkat risiko terkena osteoporosis. Pria yang cenderung sangat aktif dan melakukan kegiatan berat mengalami keausan tulang terutama ketika usia mencapai 50 tahun. Ditambah lagi dengan kebiasaan kebanyakan pria yang mengonsumsi rokok dan alkohol juga diet dan kurang olahraga meningkatkan risiko mengalami osteoporosis di hari tua.
- Bertambahnya Berat BadanSeiring bertambahnya usia, berat badan juga bertambah. Terutama pada pria yang menikah, berat badan tidak disadari terus menerus bertambah. Hal ini merupakan faktor pendorong terkena osteoporosis karena semakin bertambahnya usia, kekuatan tulang menurun, namun beban tulang justru bertambah.
Beberapa hal yang dapat dilakukan pria untuk mencegah osteoporosis:
- Memperbaiki gaya hidup dari sekarang
Berhenti merokok dan mengonsumsi alkohol, diet yang benar dengan memperhatikan kadar asupan gizi serta melakukan olahraga secara teratur tentunya akan mengurangi risiko osteoporosis pada usia lanjut. - Terapi Kalsitonin
Kalsitonin adalah jenis hormone yang diproduksi tubuh secara alami. Hormon ini berguna untuk menunda proses kerusakan tulang serta membangun kembali struktur tulang. Jenis terapi ini yaitu dengan menyemprotkan atau menyuntik bentuk sintesis hormone kalsitonin. - Terapi pergantian hormone testosterone
Seperti halnya pada wanita yang dapat melakukan terapi pergantian esterogen, pria pun dapat melakukan hal yang sama untuk meningkatkan kadar testosterone pada tubuh dengan cara injeksi, obat oral dalam bentuk tablet, implant pada kulit.
Artikel terkait:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar